Motivation

cause we serve to reach the best in life

Jumat, 28 November 2008

The Story Of The Best Investor In History

WARREN BUFFET PERSONAL BACKGROUND.

Age: 77


Fortune: self made


Source: Berkshire Hathaway


Net Worth: $62.0 bil


Country Of Citizenship: United States

Residence: Omaha, Nebraska , United States, North America

Industry: Investments

Marital Status: widowed, remarried, 3 children

Education: University of Nebraska Lincoln, Bachelor of Arts / Science
Columbia University, Master of Science

Warren buffet adalah seorang warga negara amerika yang lahir tanggal 30 agustus 1930, Ia adalah seorang Investor dan Business Owner/pengusaha. Pria kelahiran Nebraska ini pada masa kecilnya pernah bekerja sebagai pengantar koran dan juga penjual coca-cola.

Investasi pertamanya dimulai ketika ia masih berumur 13 tahun. Pembelajaran pertamanya dibidang investasi salah satunya berasal dari seorang guru Investor dunia bernama Benjamin Graham di Universitas Columbia. Selain itu salah satu guru lainnya yang berpengaruh cukup banyak dalam karirnya adalah Philip Fisher. Namun ia mengakui bahwa pengaruh terbesarnya dalm ilmu Investasi adalah dari Benjamin Graham.

Pada tahun 2008 majalah Forbes mencatat bahwa Warren Buffet adalah Manusia terkaya didunia, kekayaan yang ia peroleh berhasil megalahkan kekayaan yang diperoleh teman dekatnya William Gates atau lebih dikenal dengan Bill Gates Pemilik Microsoft.

Dalam perjalanan Karirnya sebagai Investor, dalam kurun waktu 29 tahun, warren buffet berhasil meroketkan modalnya dari 100 dolar AS menjadi 57,4 miliar dolar AS pada mei 1999. Ia memperoleh kekayaannya dengan menjadi Investor dengan cara membeli perusahaan-perusahaan yang terdaftar dipasar modal. Saat inipun ia sudah menjadi seorang ikon pasar modal. Perjalanan karir suami almarhumah Susan Buffet didunia pasar modal sungguh panjang. Setelah menempuh studi untuk mendapat gelar master di Columbia Graduate Business School, pada 1951-1954. Ia kemudian bekerja sebagai salesman investasi di Omaha. Seudah itu pria yang mendapat gelar kehormatan The Sage Of Omaha dari warga kota Omaha, dimana kemudian ia pindah ke NewYork untuk bekerja sebagai analis sekuritas di Graham-Newman Corporation

Warren Buffett bekerja di perusahaan milik Benjamin Graham dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, karena saat itu pemiliknya Benjamin Graham memutuskan untuk membubarkan perusahaannya dikarenakan ia memutuskan untuk pensiun. Ketika perusahaan tersebut dibubarkan perusahaan tersebut telah mencapai sukses, dan para Investornya bisa tersenyum puas karena rata-rata berhasil mengantongi keuntungan yang cukup besar yaitu sebesar 30,4 persen pertahun.

Setelah perusahaan tersebut tutup Buffet menjalankan sebuah kongsi terbatas bagi teman dan keluarganya, ia sendiri menaruh uangnya pada kongsi yang terpisah. Tak lama berselang, seorang penggemar Benjamin Graham memberinya $120.000 untuk dikelola. Saat itu Buffet menjalankan tiga kongsi terbatas dari rumahnya di Omaha.

Pada tahun 1961 dia sudah mengelola jutaan dolar, dan secara besar-besaran mengalahkan Dow Jones Industrial Average.

Di tengah menjalankan fungsinya sebagai manajer investasi , pada tahun 1965 Buffett membeli Berkshire Hartaway. Perusahaan yang awalnya bergerak di bidang tekstil ini, dijual oleh pemiliknya karena pendapatannya yang terus merosot.

Di tangan Buffett, perusahaan itu terus meroket. Selama lebih dari 34 tahun para pemegang saham memperoleh tingkat pengembalian tahunan sekitar 24,7 persen. Hal ini berarti siapa saja yang menanam 10 ribu dolar AS pada 1965, maka nilai kekayaannya menjadi 51 juta dolar AS pada 1999.

Dua guru Warren Buffett Benjamin Graham dan Philip Fisher mengaku kagum akan murid didiknya tersebut. Dua orang maha gurunya tersebut memiliki karakter Invetasi yang berbeda. Benjamin Graham lebih dikenal dengan strategi investasi nilai. Saat memilih saham, Graham selalu mendasarkan pada analisis fundamental keuangan perusahaan dan strategi diversifikasi. Artinya, Graham menekankan pada kriteria kuantitatif, selalu mencari saham yang harga pasar jauh di bawah harga wajar. Sebaliknya, Philip Fisher lebih menekankan pada kriteria kualitatif. Menurut Fisher, sebelum membeli saham sebuah perusahaan, lihat dulu tim manajemen pengelolanya, bagaimana cara perusahaan tersebut dikelola.

Warren Buffett melihat, ada kesamaan dari kedua orang pakar tersebut. Keduanya adalah Investor yang sukses dan sama-sama berpikir jangka panjang untuk setiap investasinya. Graham misalnya menganjurkan agar investor memilih saham yang layak dipegang, meski pun pasar saham mendadak tutup besok.

Sedangkan Fisher memberi contoh lewat cara dia memegang saham Texas Instrument, yang dibeli sejak awal perusahaan tersebut melakukan private placement.

Warren Buffett mencoba menggabungkan kedua strategi Graham dan Fisher.

Sehingga kemampuannya menganalisa saham dan menilai perusahaan menjadi sangat tajam. Sebelum menentukan pilihan, Warren Buffet akan meriset perusahaan tersebut secara habis-habisan, baik dari segi makro maupun dari segi mikro, mulai dari sisi bisnis, manajemen, finansial dan pasar. Dengan dasar riset tersebut Buffett bisa mengerti benar tentang perusahaan-perusahaan yang akan dibelinya.

Pesannya kepada Investor untuk selalu membeli perusahaan sederhana dan mudah dipahami kinerja masa lalunya, konsisten dan memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan.

Prinsip-prinsip investasi tersebut diterapkan oleh Buffett ketika membeli saham Coca-Cola, Gillete, dan Walt Disney. Coca-Cola adalah perusahaan yang paling disukai oleh Buffett, karena memiliki merek dagang yang sangat kuat dan menguasai pangsa pasar yang dominan.

Namun perjalanan karirnya sebagai Investor tidaklah selalu mulus, ketiga korporasi andalan Buffett pernah mengalami penurunan pada 1998. Tapi itu bukan berarti akhir dari segalanya. Waktu memilih untuk membeli saham Coca-Cola, Buffett bukan tidak melihat bahwa akan ada pesaing yang akan muncul dikemudian hari. Justru ia berasumsi, dengan munculnya produk baru, maka para pemasar Coca-Cola akan semakin gencar memasarkan produknya. Minimal mereka akan mencoba untuk mempertahankan pangsa pasar yang ada. Selain itu, manajemen keuangan akan lebih mampu mengoptimalkan laba yang diperolehnya.

Kesimpulannya dalam setiap keputusan investasinya, Buffett lebih berpikir tentang investasi jangka panjang pada saham-saham perusahaan yang produknya dikenal dengan baik. Alasan tersebut pula yang mendasari ia tidak pernah mau membeli saham Microsoft. Padahal semua orang saat itu melihat ekspansi Microsoft di dunia dan juga Ketergantungan pengguna komputer terhadap Microsoft begitu tingginya, barangkali mirip dengan apa yang dilakukan Coca-Cola. Tapi sekali lagi, meski pun Bill Gates pemilik Microsoft adalah sahabat dekat Buffett, tapi ia tak berminat membeli saham Microsoft. karena Buffett tak memahami produk tersebut.

Salah satu yang harus kita ingat juga, Buffett tidak pernah menerapkan prinsip membeli saham, tapi ia membeli sebuah bisnis (buying a business not share). Misalnya, terhadap Coca-Cola yang jatuh pada 1998-1999, ia tetap bersandar pada tren jangka panjang. Dimana menurut asumsinya, setelah penurunan itu Coca-Cola nantinya akan memperbaiki kinerjanya.

Kemampuan Warren Buffett memilih saham yang bernilai di bawah harga pasar, merupakan bukti hidup yang mengagumkan. Menurut Buffett, pasar kerap kali salah dalam menentukan harga. Pasalnya harga dipasar kerap ditentukan oleh emosi para investor. Padahal emosi para investor bersifat jangka pendek, sementara dalam jangka panjang pasar justru akan mengikuti fundamental perusahaan.

Buffett lebih memilih untuk memfokuskan pilihannya kepada beberapa saham ketimbang harus menyebar investasi ke banyak saham diberbagai perusahaan. "Pilihlah beberapa saham yang kemungkinan besar akan menghasilkan tingkat pengembalian di atas rata-rata dalam jangka panjang. Pusatkan investasi Anda pada saham-saham tersebut. Kuatkan mental Anda dari godaan fluktuasi harga pasar. Begitu penjelasan Buffet dalam buku yang ditulis oleh Robert G Hagstroom Jr dalam bukunya The Warren Buffet Portfolio.

Salah Satu strategi lainnya yang terkenal adalah. " Khawatirlah saat Investor lain bertindak rakus dan, sebaliknya, rakuslah saat Investor lain ketakutan".

Dalam keseharian hidupnya warren buffet juga dikenal sebagai orang yang sangat sederhana dan dermawan. karena meskipun ia saat ini sudah menjadi orang terkaya didunia ia masih tinggal dirumahnya diomaha yang juga tidak terlalu mewah untuk ukuran orang dengan penghasilan seperti warren buffet.

Selain itu kebaikan hatinya yang sangat dermawan juga terlihat belum lama ini dimana belum lama ini ia membuat dunia tercengang dengan mengambil keputusan untuk menyumbangkan 85 persen kekayaan yang diperolehnya, yaitu sekitar 34 miliar dolar AS kepada yayasan milik sahabatnya Bill Gates. Keputusan itu juga didasarkan atas pesan istrinya Susan sebelum ia wafat "Berikan sebagian kekayaan kita kepada publik" begitulah kira-kira pesan terakhir yang disampaikannya kepada Buffet. Warren buffet sendiri sangat menikmati pekerjaan yang ia lakukan selama hidupnya, dimana disalah satu wawancaranaya ia pernah mengatakan ia akan memutuskan untuk mengambil pensiun 5 tahun setelah kematiannya.

Gambaran kehidupannya tersebut menjelaskan bagaimana sepanjang karirnya ia terus melakukan hal-hal yang ia cintai dan sangat mencintai apa yang ia lakukan dan ia melakukannya dengan sangat baik Dan juga betapa ia begitu memikirkan kepentingan dan kesejahteraan orang banyak..


WARREN BUFFET'S BUSINESS PHILOSHOPY

Salah satu cara tercepat berhasil dalam dunia bisnis adalah dengan mempelajari dan menerapkan filosofi-filosofi dan juga keyakinan-keyakinan orang-orang yang sudah lebih dulu berhasil dibidangnya. Untuk itu kita harus bisa mengetahui, mempelajari, menerapkan dan menyesuaikan filosofi-filosofi tersebut dalam setiap keputusan kita, sehingga kita bisa memaksimalkan hasil yang akan kita peroleh nantinya.

Setiap pebisnis dan Investor pastilah mempunyai filosofi dasar yang selalu diterapkan dalam mengambil setiap keputusan bisnisnya. Filosofi-filosofi inilah yang sangat berperan penting menentukan keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam setiap keputusan bisnisnya. Dimana setiap filsofi-filosofi yang terbentuk adalah hasil pembelajaran panjang yang didapat setiap orang baik secara formal, non formal ataupun berdasarkan pengalamannya masing-masing.

Filosofi-filosofi yang diterapkan Warren Buffet adalah salah satu yang menjadi acuan utama bagi seluruh Investor dunia dalam membuat keputusan-keputusan bisnis. Berikut adalah filosofi-filosofi bisnis yang bisa kita pelajari dari warren buffet selama perjalanan karirnya sebagai investor , dimana filosofi-filosofi tersebut sudah teruji berulang-ulang kali dan telah terbukti secara konsiten menciptakan hasil-hasil yang luar biasa . filosofi-filosofi tersebut adalah :

  1. Mengetahui pasti kualitas sebuah perusahaan dan manajer-manajer puncaknya.
  2. Para pemegang saham bukanlah manajer. Mereka harus dengan tulus menyerahkan proses berjalannya perusahaan kepada para manajer yang cakap
  3. Hanya berinvestasi dibisnis yang anda mengerti
  4. Berikan bantuan dan saran apabila para manajer menghendakinya, tapi biarkan mereka membuat keputusannya sendiri.
  5. Selalu taat pada hukum yang berlaku.
  6. Pemilik adalah pemilik, dan manajer adalah manajer namun mereka harus bekerja sebagai rekanan
  7. Jaga jarak dari pasar, anda akan memahami bisnis dengan lebih baik


Mengetahui pasti kualitas sebuah perusahaan dan manajer-manajer puncaknya.

Warren Buffet selalu melakukan analisa secara fundamental dan juga riset yang mendalam atas perusahaan-perusahaan yang akan dibelinya. Ia harus selalu memastikan bahwa ia bukan hanya membeli perusahaan-perusahaan dengan harga yang murah. Ia harus memastikan bahwa untuk membeli perusahaan dengan harga yang bagus bertujuan untuk mendapatkan bisnis yang besar, akan jauh lebih baik daripada harga yang murah untuk bisnis yang jelek.

Para pemegang saham bukanlah manajer. Mereka harus dengan tulus menyerahkan proses berjalannya perusahaan kepada para manajer yang cakap

Selalu menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat, sehingga mereka bisa bekerja dan memberikan hasil-hasil yang maksimal sesuai performa maksimal mereka. Bukan berarti bila seseorang memiliki saham dalam suatu perusahaan akan bisa bekerja dengan baik untuk perusahaan tersebut. Para pemilik saham harus bisa mengenali potensi-potensi yang dimiliki oleh orang-orang didalam manajemen suatu perusahaan, dan harus bisa memberikan kepercayaan dengan tulus kepada mereka dalam mengerjakan tugasnya.

Hanya berinvestasi dibisnis yang anda mengerti

Andalah yang paling bertanggung jawab dengan semua uang yang akan anda keluarkan, investasikan dan juga yang akan anda terima nantinya.

Orang lain hanyalah memberikan masukan sesuai kapasitas mereka masing-masing. Sehingga hasil akhir yang anda terima sepenuhnya adalah tanggung jawab anda sendiri. Untuk itu dalam setiap investasinya Warren Buffet selalu berinvestasi hanya dibisnis yang ia mengerti, sehingga meskipun rekomendasi banyak orang bahwa saham suatu perusahaan dibidang tertentu sangatlah baik dan memiliki masa depan yang menjanjikan, namun bila ia tidak mengerti secara mendalam tentang bisnis tersebut ia tidak akan ikut dalam ivestasi tersebut.

Hal ini terbukti ketika bisnis dot.com nilai sahamnya melonjak berkali-kali lipat, dan meraih keuntungan yang baik bagi para investornya namun warren buffet tidak ikut berinvestasi dibidang tersebut, contoh lainnya adalah saham Microsoft meskipun William gates atau Bill gates adalah sahabatnya namun ia tetap tidak menginvestasikan dananya diperusahaan tersebut. Keputusan tersebut diambil karena ia sangat yakin akan filosofinya bahwa, Untuk meraih keuntungan sesuai yang kita inginkan hanya bisa diperoleh dengan berinvestasi dibisnis yang anda mengerti.

Berikan bantuan dan saran apabila para manajer menghendakinya, tapi biarkan mereka membuat keputusannya sendiri.

Para manajer adalah orang-orang yang cakap dan ahli dibidangnya masing-masing. Untuk itu selain kita harus bisa dengan tulus menyerahkan proses jalannya perusahaan kepada mereka bila kita ingin memberikan bantuan dan saran kepada mereka hal tersebut bisa kita lakukan hanya ketika mereka menghendakinya, sehingga mereka bisa lebih leluasa membuat keputusannya sendiri. Dengan cara tersebut mereka akan bekerja dalam kondisi yang lebih optimal, sehingga pada akhirnya mereka bisa menciptakan hasil-hasil yang lebih maksimal untuk para pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Untuk itu para pemilik haruslah bisa memilih para manajer-manajer yang akan menjalankan perusahaan tersebut adalah mereka-mereka yang memiliki standar kualifikasi yang sesuai.

Dimana standar kualifikasi manajer atau pekerja yang baik menurut waren buffet haruslah memiliki 3 kritria utama yaitu Integrity, Energy dan Intelligence atau secara pribadi saya suka meyebutnya dengan PIS ( Passion, Integrity dan Skill).

Dimana yang paling penting adalah Integrity dimana salah satu unsur didalamnya adalah Kejujuran. Artinya bila seorang Employee/pekerja/ Manajer tidak memiliki ini maka ini akan menjadi masalah utama pemicu hancurnya sebuah perusahaan, sehingga hal ini merupakan hal yang terpenting yang harus dimiliki setiap orang. Hal berikutnya adalah Intelligence atau skill , dalam hal ini seseorang haruslah mempunyai kapasitas dan kemampuan yang cukup untuk bisa mengerjakan pekerjaannya dengan baik sehingga ia bisa menjalankan seluruh tanggung jawabnya dengan baik, dan setiap keputusan bisnis yang diambilnya akan sesuai dengan tujuan perusahaan. Lalu yang terakhir adalah Energy atau Passion dimana seseorang haruslah mempunyai antusias dan juga gairah yang cukup untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari dalam pekerjaannya, atau dalam bahasa yang lebih sederhana seorang pekerja ataupun manajer haruslah mempunyai motivasi yang cukup untuk bisa menjalanka pekerjaan dengan baik.

Sekali lagi harus selalu dinggat dalam 3 unsur tersebut yang terpenting adalah Integrity karena bila seseorang tidak mempunyai Intelligence atau skill yang cukup hal tersebut bisa ditanggulangi dengan cara memberikan pelatihan ataupun training yang cukup kepada orang tersebut sehingga ia bisa bekerja minimal dengan standar yang diinginkan oleh perusahaan. Dan bila orang tidak punya cukup energy atau Passion maka hal tersebut bisa kita tingkatkan dengan memberikan motivasi dan dukungan yang dibutuhkan sehingga orang tersebut akan lebih bersemangat lagi dalam melakukan pekerjaannya. Namun bila seseorang sudah dari awal tidak memiliki Integritas yang memadai maka orang tersebut harus secepatnya diganti karena kemungkinan ia akan berbuat curang kepada perusahaan akan sangat besar dan ini sangat jelas akan sangat merugikan perusahaan baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, sehingga hal tersebut akan sangat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.

Selalu taat kepada hukum yang berlaku

Hukum mempunyai jalur-jalur yang harus dikuti oleh setiap pebisnis dan Investor, bila kita mencoba keluar dari jalur yang sudah ada tersebut maka cepat atau lambat kita sendirilah yang akan menjadi sangat susah dibuatnya. Ketaatan untuk tetap berada dijalur hukum akan membuat perusahaan lebih mudah mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sebaliknya dengan tidak berada dijalur hukum maka suatu perusahaan pada mulanya akan mendapatkan kemudahan-kemudahan namun pada jangka waktu yang lebih panjang akan banyak sekali menemui kesulitan-kesulitan. Yang pada saatnya akan membuat perusahaan mederita kerugian yang jauh lebih besar baik dari segi waktu, energi dan yang pasti secara financial.

Kondisi yang sama juga pernah dialami oleh Warren Buffet, ketika ia akhirnya harus turun tangan langsung untuk mengurusi Solomon Brothers dengan menjadi CEO. Dimana pada saat itu Solomon brothers terbukti sudah melanggar peraturan atau keluar dari jalur hukum yang ada. Pada saat itu Warren mengadakan pertemuan dengan seluruh manajer dan menegaskan kepada seluruh jejeran manajemen bahwa mereka haruslah bisa lebih bersih daripada putih, dan mengikuti semua peraturan yang ada dengan ketat, semuanya harus berada dijalurnya, dan bagi siapapun yang ada didalam perusahaan yang tidak mengikuti jalur akan diminta untuk keluar, dan saat itu ia juga menegaskan bahwa Solomon hanya punya masa depan kalau bisa menjaga lisensi investasi perbankannya, untuk itu mereka tidak bisa main-main lagi dalam bisnis yang mereka jalankan.

Usaha yang dilakukan Warren saat itu sangatlah berat, saat itu ia harus berurusan dengan pemerintah, dan juga kehilangan orang-orang terbaik diperusahaan tersebut karena adanya rasionalisasi gaji dan bonus, selain itu ia juga harus membayar denda yang sangat besar akibat praktik kecurangan yang dilakukan oleh manajemen Solomon Brothers yang lama.

Dan akhirnya setelah perjuangan yang berat, setelah kehilangan waktu, energi, kesempatan dan juga biaya yang sangat besar warren bufeet akhirnya berhasil membenahi perusahaan tersebut. Dan pada akhirnya berhasil menaikkan saham Solomon brothers.

Hal tersebut semakin menguatkan prinsip dan filosofi yang dipegangnya bahwa taat dan tetap berada dijalur hukum adalah suatu kewajiban dan tidak bisa ditawar lagi. Dan bila kita mencoba keluar dari jalur yang ada maka harga yang harus dibayar akan sangat mahal sekali dam bisa menghancurkan segala sesuatu yang sudah dibangun.

Pemilik adalah pemilik, dan manajer adalah manajer namun mereka harus bekerja sebagai rekanan

Agency problem atau konflik antara pemilik dan manajemen adalah hal utama yang harus dihindari bagi setiap perusahaan. Karena pada akhirnya hal tersebut akan merugikan dan menyakitkan kedua belah pihak. Untuk itu agar memeberikan keuntungan bagi kedua belah pihak maka keduanya haruslah bisa bekerja sebagai rekanan.

Dimana pemilik bukan hanya terus memikirkan keuntungan yang akan diperolehnya, namun juga harus memikirkan kesejahteraan manajemen. Dan juga sebaliknya manajemen juga tidak melulu harus memikirkan keinginan pribadinya untuk mensejahterakan dirinya, namun juga harus selalu ingat bahwa keberadaaan mereka disana karena pemilik memberikan kepercayaan kepada mereka untuk bisa menjalankan perusahaan dengan baik dan bisa meningkatkan nilai perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik. Untuk itu agar semua pihak diuntungkan maka baik Pemilik dan manajemen harus bisa bekerja sebagai rekanan.

Jaga jarak dari pasar, anda akan memahami bisnis dengan lebih baik

Untuk bisa memahami kondisi suatu bisnis dan industri dengan jauh lebih baik kita perlu memberi jarak dengan pasar. Dengan cara tersebut maka kita akan bisa melihat kondisi secara makro atau dari skala yang lebih luas, sehingga kita bisa akan lebih banyak melihat hal-hal yang sebelumnya tidak akan bisa kita lihat secara langsung ketika kita berada didalamnya atau terlibat langsung dengan pasar.

Menjaga jarak dengan pasar dilakukan oleh Warren Buffet ketika ia telah berhasil membenahi Solomon Brother dan menaikkan nilai sahamnya. Ia menarik dirinya dari bisnis tersebut dengan tidak lagi menjadi CEO diperusahaan tersebut, dan menyerahkannya kepada orang lain. Sehingga dengan cara tersebut ia akan bisa melihat kondisi pasar dan bisa menilai suatu perusahaan dengan lebih objektif lagi.

Untuk itu dengan menjaga jarak dengan pasar, maka kita akan memahami bisnis dengan lebih baik.


HOW WAREEN BUFFET'S VALUATE FIRMS


Salah satu prinsip dasar yang dipegang Warren buffet dalam karirnya yang harus kita selalu ingat adalah membeli saham sama halnya dengan membeli bisnis keduanya memerlukan disiplin yang sama. Untuk itu setiap lembar saham yang kita beli berarti kita membeli lebih dari lembaran-lembaran kertas. Membeli sebuah bisnis tanpa memahami fungsi operasional perusahaan – baik dari produk dan jasa yang dihasilkan, hubungan dengan pekerjanya, pembelanjaan bahan baku, peralatan, persyaratan untuk reinvesati/ penanaman modal ulang, persediaan, piutang dan kebutuhan akan modal kerja- sangatlah tidak masuk akal. Sehingga Investor bertindak paling pintar ketika ia bisa bertindak dan berpikir sebagai pemilik bisnis tersebut."Saya adalah investor yang lebih baik karena saya adalah seorang Business Owner" dan "saya adalah Business Owner yang lebih baik karena saya seorang Investor" kata Warren Buffet.

Dalam setiap kesempatannya Warren Buffet juga selalu menerapkan cara yang sama, ia hanya akan membeli saham dari perusahaan yang bisnisnya ia mengerti, yang mempunyai sejarah pendapatan yang konsisten, prospek jangka panjang yang menjanjikan, menunjukkan pengembalian modal yang baik dengan hutang yang sedikit, yang dioperasikan oleh orang-orang yang jujur atau memiliki Integritas yang tinggi dan juga yang terpenting tersedia dengan harga yang menarik. Standar penilaian tersebut adalah sangat penting bagi Warren Buffet dalam menilai suatu perusahaan.

Warren Buffet melakukan penilaian terhadap suatu perusahaan dengan 4 cara :

Ia melihat dari aspek Bisnis, manajemen, financial dan nilai perusahaan.

  • Aspek bisnis : 3 karakter dasar dari bisnis itu sendiri
  • Aspek manajemen : 3 kualitas terpenting yang harus ditampilkan oleh manajemen puncak
  • Aspek financial : 4 keputusan financial yang krusial yang harus di kelola oleh perusahaan
  • Aspek nilai : Dua petunjuk yang saling berkaitan mengenai harga pembelian.

Aspek bisnis

  1. Apakah bisnisnya sederhana dan mudah dimengerti?
  2. Apakah bisnis tersebut memiliki sejarah operasional yang konsisten?
  3. Apakah bisnis tersebut memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan

Dalam melakukan investasi Warren Buffet memposisikan dirinya sebagai analis bisnis-bukan sebagai analis makro bahkan bukan sebagai analis sekuritas. Ia akan membeli suatu bisnis yang dimana bahkan orang terbodoh sekalipun bisa menghasilkan uang dari bisnis tersebut. Ia membeli bisnis berdasarkan bagaimana bisnis tersebut beroperasi. Ia benar-benar melakukan penelitian yang mendalam mengenai suatu bisnis yang akan dibelinya, sehingga ia benar-benar paham akan bisnis tersebut.

Menurut sudut pandang Buffet keberhasilan seorang Investor ditentukan dari seberapa besar tingkat pemahamannya akan suatu bisnis yang dibelinya. Pemahaman inilah yang membedakannya dengan para investor yang keputusannya hanya dipengaruhi oleh analisa teknikal atau hanya berdasarkan votalitas dari perusahaan tersebut. Dimana disetiap sector bisnis yang dibelinya seorang investor haruslah benar-benar memahami seluruh aspek perusahaan tersebut baik dari aspek pendapatan, pengeluaran, aliran kas, hubungan antar pekerjanya, fleksibilitas harga, dan kebutuhan setiap alokasi modalnya.

Dalam menganalisa suatu bisnis warren buffet bukan hanya mengacu pada bisnis-bisnis yang sedang popular di bursa saham. Tapi ia lebih melihat apakah bisnis tersebut memiliki sejarah operasional yang konsisten, bagaimana data historisnya dan apakah bisnis tersebut memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba dalam jangka panjang atau tidak. Dimana bukan berarti suatu bisnis yang berdasarkan data historisnya memiliki kemampuan menghasilkan laba dengan baik, maka dimasa yang akan mendatang bisa melakukan hal yang sama. Untuk itu suatu bisnis haruslah selalu memiliki keunggulan bersaing yang jelas sehingga akan selalu memiliki kemampuan mendapatkan laba secara konsisten.

Aspek manajemen

  • Apakah manajemennya mengambil tindakan-tindakan yang rasional?
  • Apakah manajemennya tulus dengan pemegang saham?
  • Apakah manajemen menolak keputusan yang intitusional?

Ketika mempertimbangkan untuk melakukan suatu investasi ataupun mengakuisisi suatu bisnis.Buffet sangatlah menilai dengan tajam kualitas suatu manajemen. Ia mengatakan bahwa bisnis yang akan dibeli atau diakuisisinya haruslah dijlankan oleh orang-orang yang jujur dan kompeten dimana orang tersebut haruslah orang-orang yang bisa membuatnya kagum dan ia percaya. Ia tidak ingin membeli perusahaan yang manajemennya tidaklah dihormati dan ia juga berpendapat tidak perduli betapa menariknya prospek sebuah bisnis, kita tidak akan berhasil bila membuat kesepakatan dengan orang yang buruk.dan ketika Buffet menemukan pimpinan/manajer yang ia kagumi, ia akan mengatakannya langsung kepada orang tersebut.

Seorang pimpinan/manajer yang baik adalah mereka yang bertindak seakan pemilik perusahaan tersebut. Sehingga mereka akan selalu fokus kepada kepentingan dan tujuan utama perusahaan, menaikkan nilai perusahaan dan akan selalu membuat keputusan yang rasional dalam tiap kesempatannya.

Pada Intinya Warren Buffet Ingin bekerja dengan para pimpinan/manajer yang berterus terang, dan jujur dengan pemilik saham dan karyawannya. Beberapa tips yang diberikan warren dalam menilai manajemen perusahaan :

  • "berhati-hatilah dengan perusahaan yang menampilkan laporan keuangan yang lemah" faktanya ia juga mengatakan, berhati-hatilah dengan perusahaan yang tidak mengeluarkan Stock Option.
  • " catatan-catatan yang tidak dapat dipahami" bila anda menemukan hal tersebut itu juga merupakan pertanda yang harus diperhatikan, akan adan kemungkinan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh manajemen.
  • "curigalah dengan perusahaan-perusahaan yang mengumumkan proyeksi lebih awal dan juga harapan akan pertumbuhannya". Tidak ada seorangpun yang bisa meramalkan masa depan, dan bila ada CEO yang mengatakan bisa melakukan tersebut, maka ia tak pantas untuk dipercaya.

Aspek Finansial

  1. Berapa besarkah pengembalian modal yang diterima?
  2. Berapa besarkah pendapatan yang diterima oleh pemilik perusahaan ?
  3. Berapa besarkan profit margin yang dihasilkan ?
  4. Apakah perusahaan mampu menghasilkan minimum satu dollar untuk tiap dollar yang dikeluarkan?

Buffet berkeyakinan bahwa earning pershare kurang mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Dimana sementara sebagian besar investor melakukan pengkuran suatu kinerja perusahaan berdasarkan earning pershare yang ada. Hal tersebut dilakukan buffet berdasarkan pertimbangan bahwa sebagian besar perusahaan menahan sebagian besar proporsi atas keuntungan ditahun sebelumnya untuk meningkatkan modal, sehingga bukan lagi menjadi hal yang mengejutkan bila suatu perusahaan mengalami peningkatan earning pershare 10% tetapi pada saat yang sama mengalami peningkatan modal sebesar 10% juga.

Untuk melakukan pengukuran kinerja secara keuangan Warren Buffet lebih memlih menggunakan perhitungan Return On Equity, sebuah rasio yang mengukur seberapa jauh tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan para pemegang saham.

Untuk dapat mengunakan rasio ini dengan tepat kita harus melakukan beberapa penyesuaian. Pertama, seluruh sekuritas yang dimiliki suatu perusahaan harus dinilai berdasarkan nilai perolehannya, bukan dengan nilai pasar. Hal ini dilakukan karena penilaian sekuritas berdasarkan nilai pasar dapat sangat mempengaruhi ROE perusahaan. Kedua, kita harus mengontrol seluruh akun-akun yang tidak wajar yang berhubungan dengan numerator dari ROE yang dapat mempengaruhi return. Warren Buffet mengeluarkan untung dan rugi sekuritas dalam perhitungan return perusahaan.

Selanjutnya, Warren Buffet juga percaya bahwa sebuah bisnis yang baik harus dapat mencapai ROE tinggi dengan hanya mengunakan sedikit atau tanpa bantuan hutang. Sebuah perusahaan dapat meningkatkan ROE-nya dengan cara meningkatkan debt-to-equity ratio, namun menurut Buffet hal ini nantinya akan menyebabkan perusahaan menjadi rapuh pada saat terjadi penurunan perekonomian.

Sebagian besar investor menggunakan analisa cash flow/ arus kas untuk melakukan penilaian terhadap sebuah perusahaan, Warren Buffet tidak sesuai dengan paham ini karena menurutnya analisa arus kas hanya tepat jika digunakan untuk jenis bisnis yang membutuh investasi besar pada awal opersionalnya lalu akan menurun setelah itu. Contoh yang tepat adalah bisnis real estate, dan pertambangan. Warren Buffet lebih memilih analisa yang dia kembangkan sendiri yang ia namakan "owner earning".

Warren Buffet juga menyadari satu hal bahwa sebuah bisnis yang memiliki suatu prospek yang bagus akan menjadi sebuah investasi yang buruk bila manajer bisnis tidak dapat mengkorversikan penjualannya menjadi laba dikarenakan adanya biaya operasional yang terlalu tinggi. Buffet tidak memberikan toleransi bagi para manager untuk meningkatkan biaya dikarenakan dapat menurunkan profit marjin. Dia menganjurkan setiap manager untuk selalu melakukan program-program untuk menurunkan biaya agar dapat sejajar dengan penjualan yang terjadi.

Warren Buffet selalu memilih suatu perusahaan dimana dalam setiap $1 laba ditahan yang dihasilkan akan mewujudkan paling tidak $1 pada nilai pasar saham. Metode ini dapat dengan cepat mengidentifikasikan perusahaan-perusahaan mana saja yang memiliki tim manajerial yang dari waktu ke waktu mampu mengoptimalkan investasi modal pada perusahaan mereka.

Bila laba ditahan diinvestasikan kembali kedalam perusahaam dan memperoleh imbal balik diatas rata-rata maka dapat dibuktikan bahwa nilai pasar dari perusahaan tersebut mengalami kenaikan secara proposional, yang ditunjukan dengan meningkatnya harga saham dipasar. Sebaliknya jika perusahaan menggunakan laba ditahan secara tidak produktif maka akan menjadi sentimen negatif pada pasar sehingga menurunkan nilai pasar perusahaan tersebut.

Aspek Nilai

  1. Berapakah nilai sesungguhnya dari suatu perusahaan?
  2. Dapatkah itu dibeli deangan harga discount terhadap nilainya?

Semua aspek yang dinilai sebelumnya akhirnya membawa pada penilian terakhir yang terpenting yaitu aspek nilai. Apakah kita membeli dengan harga yang bagus dan apakah ini saat yang tepat untuk membeli. Jika seorang investor berhasil menemukan bahwa harga perlembar saham yang diperdagangkan lebih murah dari yang diperdagangkan dibursa maka bagi seorang investor yang rasional ia akan melakukan pembelian. Dan juga sebaliknya bila harga yang diperdagangkan dinilai terlalu mahal dari harga sebenarnya, maka seorang investor yang benar akan menunggu kesempatan yang tepat untuk melakukan posisi beli.

Selama sekian tahun, analis keuangan telah menggunakan banyak formula untuk menentukan nilai intrinsik dari sebuah perusahaan. Beberapa diantaranya merupakan metode cepat seperti price-to-earning ratios, low price-to-book values dan high deviden yields. Tetapi menurut Warren Buffet metode terbaik untuk menentukan nilai dari sebuah sekuritas adalah metode devidend discount model yang ditemukan 60 tahun yang lalu oleh John Burr Williams dalam bukunya yang berjudul The Theory of Investment Value.

Menurut devidend discount model cara untuk menilai sebuah bisnis adalah perkiraan total net cash flow atau owner earning yang akan diperoleh pada masa yang akan datang dikurangi tingkat suku bunga yang tepat. Untuk lebih mudahnya Buffet mengilustrasikan metode ini seperti kita menilai sebuah obligasi, dimana investor memperkirakan seberapa besar "coupons" yang dapat dihasilkan dari suatu bisnis sampai dengan periode tertentu dimasa depan lalu mendiskontokan seluruh coupon tersebut pada nilai saat ini. dimana metode ini merupakan cara yang mudah dan paling tepat untuk mengukur investasi dalam jenis apapun, baik obligasi pemerintah, oligasi perusahaan, saham, gedung, tanah.

Setelah kita dapat menentukan nilai sebuah perusahaan yang mempunyai pola bisnis yang sudah dimengerti, memiliki daya tahan ekonomi yang kuat dan dikelola oleh manajemen yang berorientasi pada pemengang saham maka hal terakhir yang perlu kita ketahui adalah kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi. Dalam berinvestasi Warren Buffet selalu mencari sebuah perusahaan yang mampu menghasilkan pendapatan diatas rata-rata lalu membelinya pada harga dibawah nilai intrinsiknya/ nilai sebenarnya.

Seperti yang telah diajarkan oleh mentornya Benjamin Graham tentang pentingnya membeli sebuah saham hanya pada saat perbedaan antara harga saham dan nilai intrinsic menunjukan adanya marjin pengaman. Prinsip dari marjin pengaman membantu Buffet dalam 2 hal. Pertama, melindungi dari resiko penurunan harga saham. Hal ini ditunjukan dengan keputusan Warren Buffet dalam membeli sebuah saham, dia tidak akan membeli sebuah saham jika hanya terdapat perbedaan tipis antara harga dan nila intrinsiknya. Perbedaan tipis ini akan memiliki resiko kerugian investasi bila nilai intrinsik perusahaan mengalami penurunan sampai dengan dibawah harga perolehan. Bila perbedaan antar harga sahan dan nilai intrinsik besar maka nilai ini dapat diminimalisir. Kedua, marjin pengaman juga memberikan peluang untuk memperoleh imbal balik yang luar biasa dari peningkatan harga saham perusahaan dari waktu ke waktu.

Warren Buffet selalu mengatakan berulang kali melakukan investasi disaham merupakan satu hal yang sederhana : Carilah perusahaan hebat yang dijalankan oleh orang-orang yang jujur dan kompeten dan perusahaan tersebut dijual dibawah harga sebenarnya (intrinsic value).

Namun yang juga harus benar-benar diingat mencari perusahaan yang memiliki kualifikasi tersebut tidaklah pernah mudah. dan langkah berikutnya adalah menentukan apakah anda sudah menemukan harga yang sebenarnya sehingga anda bisa memutuskan bahwa anda sudah mendapatkan dengan harga yang benar.

Untuk itu agar dapat menilai perusahaan dengan benar kita bisa menggunakan pendekatan 4 aspek yang dijelaskan sebelumnya :

  • Aspek bisnis akan membuat anda tetap fokus kepada perusahaan-perusahaan yang relative mudah diperkirakan. Jika anda tetap berpegangan pada perusahaan-perusahaan yang memiliki sejarah operasional yang konsisten dan menjanjikan, anda akan membangun pengertian bagaimana mereka akan bekerja dimasa yang akan datang.
  • Aspek manajemen akan membuat anda tetap fokus kepada perusahaan-perusahaan yang dijalankan dengan baik. Seorang manajer/pimpinan yang hebat bisa membuat perbedaan terhadap kesuksesan perusahaan dimasa yang akan datang.
  • Bila keduanya digabungkan, Aspek bisnis dan manajemen akan memberikan pengertian yang baik terhadap potensi untuk mendapatkan laba bagi perusahaan.
  • Aspek financial akan membuka angka-angka yang anda perlukan untuk membuat ketetapan hati terhadap nilai perusahaan yang sesungguhnya.
  • Aspek nilai akan membawa anda kepada perhitungan matematis yang diperlukan untuk membawa anda kepada jawaban final : berdasarkan semua yang sudah anda pelajari, apakah ini baik untuk dibeli ?

Penilaian dari aspek-aspek tersebut sangatlah penting. Terutama aspek nilai yang merupakan paling krusial. Namun yang juga tidak kalah penting dari itu adalah : kita harus mencoba untuk memulai melakukan suatu investasi, lakukan yang terbaik, dan terus bergerak maju. Dan juga Selain itu satu agar menjadi investor yang berhasil kita tidak perlu menjadi lebih pintar dari orang lain kita hanya perlu menjadi lebih disiplin dari orang lain.

Seorang Investor yang sejati bisa dikenali dari tempramennya dimana hal tersebut akan berbanding lurus dengan keahliannya / skill yang ia punya. Dan Seorang investor sejati mempunyai karakteristik sebagai berikut :

  • Calm / tenang. Mereka tahu bahwa harga saham dikendalikan oleh dua kekuatan, baik yang rasional maupun yang tidak rasional, sehingga votalitas suatu saham sangatlah mudah terpengaruh. Apa yang mereka lakukan adalah mereka mempunyai keterangan hati. Dimana mereka akan selalu yakin, perusahaan yang mempunyai kualitas yang baik dan menarik akan selalu mengutamakan kepentingan investornya. sehingga meskipun bila suatu waktu harganya sedang tidak normal, maka harga tersebut pada waktunya akan kembali naik dan menyesuaikan posisinya, sehingga mereka bersikap tidak panik.Untuk hal yang satu ini warren buffet pernah berterus terang. Kalau kamu tidak tahan untuk melihat harga sahammu jatuh sampai 50 persen, maka kamu tidak pantas untuk berada di bursa saham. Kalau kamu merasa kamu sudah menentukan/ memilih bisnis yang baik maka kamu akan siap menerima penurunan harga saham, sama sepeti ketika kamu menerima keuntungan. Investor sejati tidak khawatir kehilangan/ keitnggalan suatu pesta. Ia akan khawatir bila ia tidak datang ke suatu pesta tanpa adanya persiapan.
  • Patient / sabar. Daripada harus ikut berdesak-desakkan dengan orang-orang lain, seorang investor sejati lebih memilih untuk tetap sabar dan memilih saat yang tepat. Mereka lebih sering berkata tidak dibandingkan harus berkata ya. Buffet mempelajari benar-benar mengenai hal ini kemampuan untuk mengatakan tidak adalah satu keunggulan utama yang harus dimiliki seorang investor.
  • Rational /rasional. Seorang
    investor sejati melakukan pendekatan pada pasar dan
    dunia dengan pemikiran dasar yang jernih. Mereka tidak selalu pesimis dan juga tidak selalu merasa optimis yang tidak rasional; mereka berfikir secara logis dan rasional. Karena begitu banyak investor yang melakukan hal ini, mereka sangat ketakutan akan votalitas harga suatu saham, sehingga mereka mengambil keputusan yang sangat tidak menguntungkan. Mereka merasa sangat optimis ketika harga naik dan menjadi sangat pesimis, ketika harga turun. Sehingga menggiring mereka untuk mengambil tindakan menjual disaat harga turun dan membeli ketika harga naik, dan ini adalah satu strategi yang sangat merugikan.

Sebagai penutup saya akan mengambil kata-kata dari Sir Jhon Templeton, salah seorang Investor sejati yang sangat brilliant yang sudah ada jauh sebelum Warren Buffet, dan Benjamin Graham dimana ia juga merupakan salah satu jenius dalam dunia investasi. Suatu saat ketika ia ditanya apa saran terbaik bagi seorang investor agar berhasil, ia menjawab : " saya menjamin anda akan menemui kegagalan, dan dalam kegagalan tersebutlah nantinya anda akan menemui pembelajaran-pembelajaran terpenting bagi diri anda sendiri, yang nantinya akan membawa anda meraih kesuksesan-kesuksesan terbesar dalam karir anda sebagai seorang investor, jadi beranilah mengambil keputusan untuk mulai melakukan investasi sekarang juga". Warren Buffet sendiri dan Investor hebat lainnya yang pernah anda, juga pernah mengalami kegagalan-kegagalan. Namun dari pengalaman-pengalaman tersebutlah, mereka akhirnya menemukan pembelajaran-pembelajaran, filosofi-filosofi dan juga strategi-strategi yang akhirnya membuat mereka terus menciptakan dan menikmati tiap-tiap momentum-momentum kesuksesan lainnya sepanjang hidup mereka.



"The BEst Business Advice Ever EXPOSED! "

George ABERCROMBIE

President and CEO of Roche North American Pharmaceutical Operations

I've been very fortunate to have worked with prescription entire career, products that make a real difference in the lives of hundreds of million mothers, fathers, grandparents, children, and friends around the world.

In my mind, there aren't many others businesspeople that can make such a claim.
After working as a pharmacist in North carolina, I began my career in the pharmaceuticals industry as a sales representative. As I started Out calling on physicians and other health care providers, discussing the efficacy and safety of our products, Iwas Given a simple yet Poerful Piece of advice that has guided my thinking about this business ever since : sell the medicine as if they would be used by my family, my friends, or myself.

This meant explaining the drug's side effect in as much detail as its
benefits, resisting the urge to sugarcoat the drug's value in order to drum up sales. Iwould give health care providers all the information they would need to make the best choices fore their patients. to this day, the humanity of each patient guides me in my work.


Put yourself in
the customer's shoes



Adam M. ARON

Chairman and CEO of Vail Resorts, Inc

As much as possible, deal only with good and honorable people. If You deal With Good People, you won't need a contract, and if you are dealing with bad people, no contract can protect you.

Don't worry about contracts



Gerard J ARPEY


President and CEO of American Airlines


Right after I had been named Chief
Financial Officer of AMR Corporation, former AMR Chairman and CEO Al Casey gave me this guideline: "Borrow money when you can. not when you need to." Without a doubt, it was the soundest piece of business advice ever given to me.

Be leery of loans




Diane N.BARK

President of DHB Financial Services, Inc

I've really had to learn everything by doing it the hard way, without the benefot of any business advice. Sometimes I think that's what makes a person succesful. making mistakes gives one a great opportunity to grow and learn.

if there's any advice that I wish I had gotten, it would have been this: be passionate about your work because it will make your life so much more enjoyable in the long run. Don't do anything just because it will make a lot of money. Most of all, listen tou your heart and your mind they will guide you in the right direction


Follow Your Heart



Thomas J. BARRACK,Jr
Founder, Chairman, and CEO of Colony Capital, LLC

Don't confuse with results.

Only results count

Napoleon BARRAGAN

Chairman and CEO of 1-800-MATTRESS

I've been a merchant selling mattresses for more than twenty years. I pursued the best brands, the best quality. the best value, and the most Innovative constructions to ensure I offered my customers the best. My Pursuit of this information resulted in long and arduous reviews of the marketing materials that are carefully developed by each manufacturer.

Several years ago I had the good fortune to hire a vice president of merchandising who had a wonderful resume in the mattress business. Shortly after settling in, he said, "Let's open them up and see firsthand what's inside the mattresses we sell. " We opened our offerings,and our competitors' offerings, and we discovered that packaging and marketing materials cannot be the only source of information.


I have always been, and want to continue to be, a trusting person, but that does not negate the need to follow my vice president's valuable advice : Understand the content, and follow the
pledge Microsoft adopted : Trust, but verify

Trust,but verify


Anne BEILER

Founder and CEO of Auntie Anne's, Inc

Keep going, gather good people around you to do what you can't, and focus on your gift

Recipe for success



Marc BENIOF


Chairman and CEO of salesforce.com

Strange as it sounds, the best business advice I ever received wasn't about how to make money - but how to give it away

In 1997 While I was an Executive at Oracle Corporation, Collin Powell stood up with the five living presidents and launched America's Promise-a program that challanged the nation to make a greater commitment to it's youth. That motivated oracle CEO Lanny Ellison to start a corporate Philanthropy program called Oracle's Promise, and I was tapped to spend $ 100 million to get computers into schools. All of suden, I was living in two worlds. I spent half of my time in management meetings and the other half at school in south-central Los Angels, Washington,D.C., Northern Ireland, and Israel.

Although we placed thousands of computers in schools worldwide, our small team felt as if the efforts fell short of leveraging Oracle's Full Philantrophic Potential. I thought back to Collin Powell's call to America's companies to "take the lead" in getting involved in youth service projects and to give employees, its customers, and its partners-we could have made an even bigger contribution.

That was a defining moment that helped inspire my concept of"integrated philantrhopy," the practice of emphasizing social service from the inception of a company. Shortly after I started sales force.com. the company launched the salesforce.com/foundation,a 501(c)3 public charity with a mission of integrating philantrophy and business. In tandem with private funding sources, salesforce.com palced more than 1
percent of the new corporation's shares into the foundation. it also committed to donating 1 percents of profits to the community and 1 percent of employee working hours to community service. the 1-1-1 model-equity, employee time, and profits-ensure that as the business groes so does its contribution to the communities in which it operates.

Collin powell calls the mission to get corporations involved in voulenteering a "crusade." If embraced, the possibilities are astounding. Just consider what would happen if a top-tier venture capital firm required the companies in which it invested to place 1 percent of their equity into a public charity serving the communities in which they do business. The potential of corporations who embed "doing good" into their busin
ess structure is boundless. In July 2000, salesforce.com/foundation opened its first computer center, providing free access to understand youth, with Collin Powell in attendence. since then, we have created nineteen such resources in san fransisco, a mobile computer lab in Hawaii, and twenty- four centers in nine other countries around the world, including Kenya, Romania, India, Israel, Laos, Germany, Nepal, Ireland, and Afghanistan. These Community technology centers have reached more than fifty thousand people worldwide. employees have performed eight thousand hours of community service, time, and expertise to these centers. We now have four foundation offices operating on the west and east coast of the united states as well as in europe and Asia. Additionally, about half of the employees made stock or cash contributions in 2003 and we also received donations from outside individuals. It's my personal goal to raise $100 to 200 million for the foundation over the next five years in cash and equity contributions.

The salesforce.com/foundation has enriched our communities-as well as our com
pany and our lives. The foundation is the secret weapon that keep us grounded. People are here to do more than just make sales force.com/foundation technology lab, sharing his professional skills with the students mentors; a member of our sales team work through a literacy program provide support and a positive influence to an at-risk student; and our vice president of marketing teaches adults with no computer expirience the skills they need to land a new job. Our employees know how to make community service a part pf theit lives and they know the rewards of giving back. I know that some of these people will go off and start their own companies and I hope they will take them with the model that Collin Powell has inspired us to build at salesforce.com


Contibute to the community


bersambung - .........

Kamis, 10 Juli 2008

Health

You are a magnet attracting to you all things, via the signal you are emitting through your thoughts and feelings.

To open yourself up and become a powerful magnet to wellness and health from wherever you are now:

Health

Love yourself! Deeply, profoundly! Make lists of all the wonderful things about you. Add to it every day.

Free yourself of any past resentments or disappointments you may be holding about you.

Let go of any and all resentments from the past you may be holding of everyone and everything.

See yourself as completely well in your mind and visualize yourself doing things in a complete state of perfect health.

Do not speak of your illness, or disease with others.

Love and appreciate everything and everyone, and especially yourself.

Know you have the power within you to heal yourself.

Never criticize or blame yourself or anyone else for anything.

Be grateful for the wellbeing that is coming to you.

See yourself as only well.

Be happy, knowing that in your state of happiness your body is healing itself.

As you appreciate, as you love, as you are happy, as you are grateful, you are summoning wellbeing and it is pouring through your body and disease is vanishing in the moment.

Laugh! Hire funny movies or recall any memories that make you laugh. Laugh your way back to health.

Make lists every day of all the things you are grateful for, including being grateful for your healing and complete wellbeing.

You must do whatever you can to remove your attention from disease.

Distract yourself from thoughts of disease, and put all of your focus and attention on doing things that make you feel good.

Make your happiness the number one thing in your life.

Resist nothing, love everything!

Know that there is no such thing as incurable.

As you love completely and feel the joy within you, disease cannot exist.

Know and accept that you are perfect as you are right now.


To transform every single relationship you have in your life



Relationships

You can completely transform any relationship, no matter what it's like right now.

Every single relationship you have is a reflection of how you feel inside about you. You are a magnet attracting to you all things, via the signal you are emitting through your thoughts and feelings. Every relationship you have and every interaction with every person, is a reflection of your own thoughts and feelings in that very moment.

To transform every single relationship you have in your life:
Relationships

Fall in love with YOU!

Make lists of hundreds and hundreds of wonderful things about you. Keep adding to it every day.

Know that you are perfect. Do not think any negative thoughts about you.

Know that you are worthy and deserving of anything and everything you could possibly want in your life.

Focus on the wonderful things in every person. Look for only those things.

Do not blame or criticize anybody, ever.

Set an intention that you are going to see the best in everything and everyone.

Make your happiness the number one thing in your life. Happiness is an inside job.

Free yourself of the responsibility of trying to make other people happy. Respect and love them enough to allow them to take care of their own happiness.

Get your attention off those things in others that don't make you feel good.

Appreciate and love yourself in every moment you can.

Do not expect others to behave in a way you want, so you will be happy. Release yourself forevermore and know that you alone control your happiness and it is a choice, no matter what anyone else is doing.

Love and respect yourself completely.

Know that you are perfect right now.







To become a powerful money magnet:



Money

Money is magnetic energy. You are a magnet attracting to you all things, via the signal you are emitting through your thoughts and feelings.

To become a powerful money magnet:

Money Be clear about the amount of money you want to receive. State it and intend it! Don’t think about how much you can earn, but how much you want to receive.

Fall in love with money. Most people do not love money, because they always feel that they don't have enough of it.

Visualize and imagine yourself spending all the money you want, as though you have it already.

Speak, act, and think from the mindset of being wealthy now. Eliminate thoughts and words of lack such as "I can't afford it", "It is too expensive".

Do not speak or think of the lack of money for a single second.

Be grateful for the money you have. Appreciate it as you touch it.

Make lists of all the things you will buy with an abundance of money.

Do whatever it takes for you to feel wealthy.

Affirm to yourself every day that you have an abundance of money, and that it comes to you effortlessly.

Appreciate all the riches around you, including the riches of others. Look for wealth wherever you go, and appreciate it.

Be certain that money is coming to you.

Love yourself and know that you are deserving and worthy of an abundance of money.

Remind yourself everyday that you are a money magnet, and ask yourself often during the day, am I attracting money now or pushing it away with my thoughts?

Always, always pay yourself first from your wage, then pay your creditors. In that single act, you are telling the Universe that you are worthy and deserving of more.

Repeat over and over every day, "I am a money magnet and money comes to me effortlessly and easily."

Write out a check to yourself for the sum of money you would like to have and carry it in your wallet. Look at it often.

Do whatever it takes to feel good. The emotions of joy and happiness are powerful money magnets. Be happy now!

Love yourself!
Wealth is a mindset. Money is literally attracted to you or repelled from you. It's all about how you think.



Minggu, 06 Juli 2008

Setting goals with nlp

by Adam Eason

How can you achieve if you do not know what it is you really want? So many of us want something different from our lives but do not really know what we do want. How do you find ouot what it is you want in life? Read on to find out.

Recently, a lady came to see me and she had successfully stopped smoking with me and as she had enjoyed the success after 30 years of trying and failing to stop smoking, she was so happy that she felt capable of doing anything. She brought in what looked like a shopping list of things in her life that she wanted to change!

Just last week, I also got an email from someone that receives this ezine of mine, and they wanted all sorts of different things to happen in their life, and couldn’t decide what to focus on. So, this month, I thought I’d give you some pointers on helping yourself to know how to know what you want. Sounds a bit confusing, let me put that more simply; "How to know what you want."

In the late 1990s, and during most of the time I have ever been emloyed, I was doing jobs that I found to be unsatisfactory or that I simply did not enjoy. WHen I did my first self-hypnosis course and learned some of the main aspects of NLP, I was amazed by the resources that already existed within me and as I learned more about modern ideas of personal development, two questions became more and more insightful to me. Those two questions were (and still are..)

“What do you want?” and “How will you know you’ve got it?”

As the questions came up more and more, I realised I had not applied them to my self as I should have done. What did I want? The more I asked myself that question, the less I knew the answer. However, I was sure of the fact that I didn’t want to keep doing what I was doing, and that the personal development fields I was discovering were to be involved with my future somehow.

So, as you stop and think with regards to your own situation in life, in whatever aspect of it, or of your life as a whole (not a hole!) have a good think and identify anything that is currently part of your life that you want to let go of in the future. Really think about that.

Almost everyone has examples of one sort or another. What about these ideas;

- A current job you don’t enjoy.
- Unwanted habits that cause you problems.
- Unable to spend time doing things that make you happy.
- A dissatisfying relationship.
- A belief about yourself that doesn’t serve you well.

Take a few moments and figure out what you no longer wish to have in your life. As per all my previous rantings, remember not to ficus on them too heavily, just know what they are for now.

FOllowing that first discovery of self-hypnosis and the things I learned within it, I progressed to studying hypnotherapy, NLP, Emotional Intelligence, I went on courses all over the world, read hundreds of books, listened to audio programmes on hundreds of topics, I trained in all sorts of other therapies too. Even after all that, I still was unsure about what I really wanted, but I did know what I didn’t want and I also knew what sort of direction I wanted to go in, and so I handed in my notice at work!

I knew that I wanted to have lots of time to spend furthering my studies, I knew that I wanted to have financial freedom and that I wanted to be doing work that fulfilled me and helped others, that I wanted to continue having lots of fun, excitement and adventure and of course that I wanted to be happy and wonderfully peaceful in myself. You have the benefit of someone else telling you how that happened to them so you do not have to embark on the same lengthy process, instead, you can follow the same steps in a far, far shorter period of time.

So, once you have identified the things that you would love to let go of or move away from in your life, the next step to take is to identify anything that is part of your life that you definitely want to continue in the future.

We all have good things in our lives; all of us. Some of us may not think so, but we do. Identify those aspects of your life you definitely choose to continue to have. They can include things like good health, intimate friendships, your home, feelings of happiness, a loving family, excitement and discovery or your income.

Then, once you have made sure of some (or all) of the wonderful things in your life you wish to continue, you can identify anything you would like to become part of your life in the future. Think about what you want in the future.

If you have sometimes had difficulty knowing what you wanted in the past, it can be good to choose big-scale things rather than small specifics. Think about what it is that you definitely want in your life in the future, no matter what? This may include a loving relationship, a better income, fulfilling work, intimate friendships, personal development, good quality health and fitness, a sense of real happiness and other wonderful feelings.

These are examples of the big scale things, next you can begin to become more specific about them however, be careful not to overspecify, by that I mean if you want to have fulfilling work, but you don’t know what you want to do, get specific about what has to happen for your work to be fulfilling, for example working with people, being outdoors, making a difference, able to learn something new everyday and so on – whatever ‘fulfilling’ means to you. Remember to think about what fulfilling really means to you and not just think about the examples that I have given here; that may not really be what you truly find to be fulfilling.

It is not necessary to be specific about what that work would necessarily be. Just set your target as ‘fulfilling work’, go through how you’ll know you’ve got it, then let your unconscious mind do it’s magic.

So, you can see and begin to get a handle on what it is that you really want and once you know that, you can begin to work towards how to get that. You can go through other articles of mine to find out how to do that more easily.










Kamis, 26 Juni 2008

THE DAILY MOTIVATOR

THE DAILY MOTIVATOR
by
unknown

Decide today that you will have no regrets. And you’ll free
up much time to actually get things done.

Decide today that you’ll have no complaints. And your
thoughts can be focused on creative, productive pursuits.

Decide today that you’ll carry no anger or resentment. And
you’ll bring out the best in those around you.

Decide today to be accepting of whatever comes your way. And
you’ll discover much value that would otherwise be hidden.

Decide today to be sincerely thankful for every moment. And
you’ll be delighted at how beautiful and filled with
opportunity the world becomes.

Decide today to be truly alive. And joy will pour forth from
your soul.